Saturday, August 21, 2010

QUEEN BEE PROJECT (prologue)

Kembali sebuah suara tembakan memecahkan kaca dan menggelegar di dalam rumah biru di ujung jalan, senyum licik seseorang yang puas melihat hasil kerjanya terlihat menakutkan di mata gadis kecil yang dari setengah jam lalu duduk gemetar di bawah meja. Ia memejamkan mata dan menutup telinga saat menyaksikan seorang perempuan berjas putih jatuh bersimbah darah. Tidak terasa air matanya mengalir karena ketakutan.

“Katakan di mana benda itu? Di mana?” seorang lelaki berpakaian hitam dan sangat seram menarik-narik baju perempuan yang sekarat itu.

“Benda apa?Aku tidak tahu” jawabnya.

“Jangan keras kepala” suara lelaki itu terdengar lebih pelan, lebih lembut, namun semakin terdengar mengancam dan mematikan,”Kau tentu tahu di mana suamimu menyimpannya, barang pusaka, Lebah Ratu! Di mana hah?”

“Sudah ku bilang aku tidak tahu“ teriak perempuan itu.

“Geledah tempat ini!” teriak seorang lelaki paling seram yang dipanggil yang lain dengan bos. Dia tersenyum licik sambil membuka kacamata hitamnya dan terlihatlah luka dibawah mata kirinya itu, mengerikan, seringaian itu, luka itu, wajah itu, tak ada yang bisa melupakannya, anak laki laki berumur tujuh tahun yang gemetar di belakang lemari atau bahkan gadis kecil empat tahun di bawah meja yang dengan keras menutup mata dan telinganya. Tak ada satupun.

“Tidak ada bos” seru salah satu anak buahnya.

“Sialan, terus cari kalau perlu hancurkan tempat ini!” teriaknya.

“Ma… mmmfffhhh…“ Gadis kecil di bawah meja hampir saja menunjukan keberadaannya namun anak laki-laki yang tadi dibelakang lemari berhasil meraih gadis itu dan menutup mulutnya, dia menyembunyikan kepala gadis itu dipangkuannya tepat ketika sebuah pemandangan mengerikan terekam jelas di matanya, sebuah ingatan yang tak akan pernah bisa dilupakan olehnya, yang akan selalu menjadi mimpi buruk. Ketika timah panas itu tepat meledak di bibir pistol dan terbang menembus kepala perempuan berjas putih.

Menembus kepala ibunya.

No comments:

Post a Comment