Thursday, August 26, 2010

BAB 1 = AWAL KARIR

BAB 1
AWAL KARIR

Segala sesuatu ditentukan oleh ‘bagaimana ia berawal’

*

“Nona Diana, ke koordinat G7 segera!” perempuan atau lebih tepatnya gadis muda yang berjalan di koridor sebuah kantor asuransi lantai dua mendengarkan panggilan yang berseru dari sesuatu yang ada di telingnya, dia bahkan tidak memakai alat apapun di telinganya, mungkin antingnya.

Setelah panggilan itu selesai, dia langsung berlari menuju lift terdekat, dia memasukan sebuah silver card ke dalam lubang di bawah angka lantai lift, angka-angka itu berputar menunjukan kombinasi baru berupa huruf dan angka, dia memencet G7 dan lift turun dengan cepat menuju sebuah tempat yang berada 5 lantai di bawah dari tempatnya semula. 

Tak lama setelah itu, Diana sudah duduk di sebuah ruangan luas bersama seorang lelaki setengah baya yang kurus dan tinggi  berkemeja biru malam.

“Paman Ben, kau terlihat gelap hari ini, kenapa?Apa Nyonya Ben sedang tidak bersemangat sehingga menyiapkan kemeja kelam untuk anda pagi ini ? Pasti risetnya kali ini kurang sukses “ seru Diana.
“Hei anak kecil jangan bicara macam macam, kau yang kacau bicara seperti itu, sudahlah jangan coba-coba bercanda sekarang, ada masalah serius!” jawab paman Ben ketus.

“Iya, sorry, aku hanya terbiasa melihat paman dengan kemaja biru atau kuning cerah, bahkan aku akan lebih percaya paman memakai kemeja merah muda dibandingkan hitam, makanya kupikir masalah kemeja ini lebih serius” Diana menghiasi wajah tidak berdosanya dengan senyum kecil “Memang apa masalahnya?”
“Juliet di curi” jawab paman Ben. 

Kini wajah Diana pun ikut berubah serius, “Apa? Di curi?“ teriaknya,“Tapi mana mungkin”
“Apa yang tidak mungkin, Juliet Diamond itu harganya ratusan triliyun, siapa yang tidak mau memilikinya” sergah paman Ben sambil berputar putar di tempat itu.

“Ya, aku tahu itu” masih dengan tampang tak percaya Diana meneruskan “Tapi aku sendiri yang memeriksa sistem keamanan disana, alarm getar, sensor gerak seluas lima meter yang mengelilingi tempat Juliet disimpan, sensor sidik jari, sensor kornea, perekam dan kamera yang memoto otomatis tiap dua detik di setiap sudut ruangan, kode tiga puluh digit, kode suara, mana mungkin dia mampu menembus semua sistem keamanan itu tanpa diketahui pihak keamanan, lagipula gedung tempat Juliet berada dijaga ketat oleh seratus orang penjaga keamanan, seharusnya menyusup kesana pun begitu sulit “

“Sayangnya kita meremehkan mereka, ternyata mereka ahlinya!”
Diana mengerutkan dahi “Mereka? Kau menyebutnya ‘mereka’? Darimana kau yakin pencuri itu lebih dari satu orang?”

“Kau berpikir dia bekerja sendiri, jangan bercanda, bukannya tadi kau sudah cukup menyebutkan buktinya, tentang sistem keamanan itu. Jika memang pencuri itu sanggup bekerja sendiri, kita seharusnya tahu betul siapa dia“ Paman Ben menyeringai sendiri untuk menutupi keresahannya.

“Ya, memang sulit untuk berasumsi bahwa dia sendiri, jika begitu dia pasti sudah menjadi selebriti dikalangan seperti kita, tapi jika mereka berupa gerakan kelompok, hal itupun bisa diperkirakan, apa tidak ada list yang menunjukan orang orang yang dicurigai?” tanya Diana dengan wajah semakin serius.
“Itu dia masalahnya, tak ada daftar yang menunjukan pernah terjadi kasus pencurian sebersih ini sebelumnya” keluh Paman Ben.

“Kecuali jika sekarang dia sedang ‘merintis’ karirnya” sambar Diana.      

*

Selang beberapa menit seorang pria berpakaian rapi mengetuk pintu ruangan tempat Diana dan Paman Ben berada dengan sopan, lalu dia masuk. Dia memberi hormat kepada Paman Ben, “Ada apa Sersan Tommy ?”
“lapor Pak, kami menemukan sesuatu di lokasi kejadian”.

“Apa?” sahut Paman Ben tegas.
“Ini Pak” katanya sambil menyerahkan secarik kertas “kami menemukannya di bawah kotak kaca tempat menyimpan Juliet Diamond” sambungnya.

“Di bawah kotak kaca?” sahut Paman Ben sambil mengerutkan dahi.
“Ya pak! Awalnya kami pikir tak perlu memeriksa sampai kesitu karena tidak mungkin ada sesuatu di bawahnya, ternyata kami salah jadi kamu baru menemukannya sekarang”

“Ya sudah, kamu boleh kembali melanjutkan tugasmu, biar kami yang mencari tahu tentang secarik kertas ini “
“Baik pak” lalu pria yang disebut Sersan Tommy itu keluar ruangan setelah sebelumnya memberi hormat kepada atasannya. Suasana hening sejenak, Paman Ben memutar mutar kertas yang ada ditangannya, dia mencoba memahami apa yang dimaksudkan di kertas itu.

“Pencurian bersih? Apa kau pikir pencurian bersih itu pantas meninggalkan sesuatu, terlalu ceroboh kan?” seru paman Ben tegas.

“Ya, tapi apa kau memperhatikan paman, tadi dia bilang menemukannya di bawah kotak kaca tempat meletakkan Juliet, itu aneh sekali, bukan?”.

“Memang terdengar janggal sekali, kau punya pendapat Diana, coba katakan padaku!“.
“Kau tahu, mungkin pencuri amatir akan mengira setelah kubah kaca terbuka semua pengaman selesai maka dia bisa mengambil Juliet dengan mudah, tapi kotak kaca itupun punya sensor sentuh, dia akan membunyikan alarm jika disentuh hanya selama seperseratus detik, berat kotak itu sekitar sepuluh kilogram, memang tidak cukup berat tapi... Kau mengerti maksudku kan?”.

“Ya, jika dia seorang yang ahli, mengapa dia repot-repot mengangkat kotak kaca seberat sepuluh kilogram yang memiliki sensor sentuh seperseratus detik hanya untuk meletakkan kertas seperti itu dan tanpa diketahui pula”.

“Ya tanpa diketahui sama sekali, siapa dia ini? Manusia super yang bisa terbang dan menembus dinding ataukah seorang jenius yang menyembunyikan diri dibalik tirai kamarnya menunggu robot-robot pintarnya mengambil barang berharga?” bisik Diana.

“Ah nona Diana, kau ini sungguh gadis yang imajinatif, mana mungkin ada orang seperti itu, jikapun ada, sekarang dia sedang diisolasi oleh seorang penguasa untuk menjadi sebuah alat perang. Hal itu kan yang sering terjadi, orang hebat yang berakhir menjadi pencuri? Sangat tidak logis nona” Paman Ben menggeser bibirnya sedikit, sehingga muncul kerutan mirip senyum, tapi tak bisa ditutupi perasaan itu, resah…

“Ah aku takut dengan ekspresinya yang seperti ini!” Diana membatin.
“Kau punya pendapat lagi nona? yang bisa menjelaskan hal ini sebelum Sersan Tommy yang berwajah datar itu muncul membawa sesuatu yang baru lagi”.

“Kau tahu paman, kau terlihat aneh jika memanggilku nona. Baiklah, aku akan langsung mengutarakan yang kupikirkan” Diana mengangkat kepala sedikit, “Kemungkinan pertama dia meletakannya di tempat yang sulit untuk mengesankan bahwa kertas ini spesial dan harus diperiksa secara mendalam, kemungkinan kedua dia ingin mengolok-olok kita semua, karena dengan ini artinya kita telah kalah telak, semua tekhnologi keamanan mampu ditembusnya dengan mudah, bahkan dia menghancurkan sistem yang sebenarnya tak perlu baginya, kemungkinan ketiga dia ingin memperkenalkan diri, aku tahu beberapa sifat psikologi manusia cenderung suka dikejar-kejar lalu dengan muslihatnya dia akan lari dengan mudah dari pengejar-pengejar itu lalu mendapatkan rasa kemenangan yang hebat, dan kemungkinan terakhir adalah semua kemungkinan benar. Kesamaan dari ketiga kemungkinan itu adalah menjadikan kita tampak bodoh dimatanya, waw… jika itu berhasil, sungguh kepuasan yang sangat hebat untuknya”

Paman Ben agak tercengang,”Kemungkinan yang menarik dan sangat masuk akal, tapi aku tertarik dengan analisamu yang ketiga, memperkenalkan diri, jika itu benar apa artinya ini, di sini tidak ada nama atau tanda apapun, hanya coretan yang…” Paman Ben menunjuk goresan di kertas itu, namun kalimatnya terhenti saat memperhatikan benar goresan itu, “Ini seperti…”

“Simbol kan paman” sahut Diana, “Aku ingat betul simbol itu, aku ini anak SMA, sampai sekarangpun aku masih berkutat dengan simbol itu” Diana menyambung penjelasannya sambil memandang goresan itu “Simbol itu sering dipakai untuk menggantikan sesuatu yang belum ditemukan jawabannya, mirip seperti ‘X’ atau ‘Y’ yang biasa dipakai karena angka-angkanya belum ditemukan, tapi simbol ini lebih spesifik, kadang simbol ini bisa berupa lambang yang telah resmi diketahui, kadang simbol ini fleksibel dipakai dimanapun. Yah.. walaupun ada arti lain tapi aku lebih cenderung menafsirkannya ke hal itu ‘sesuatu yang tak dikenal dan fleksibel’ kita harus berhati-hati”  kata Diana panjang lebar “Walaupun terdengar berlebihan, tapi aku merasa yakin” sambungnya.

Paman Ben tersenyum “Untuk kedua kalinya analisamu sangat manis, untuk itulah aku ingin kau yang menyelidikinya, selidiki dengan perlahan-lahan. Secara resmi aku menunjukmu untuk mencari ‘mereka’, identitas, riwayat hidup, semuanya. Ingat secara perlahan dan rahasia”

“Oke, dengan senang hati, aku akan mencari ‘mereka’ atau ‘dia’ apa sajalah, ini sungguh menarik, aku sangat bersemangat kali ini. Semoga saja tidak membosankan” Diana tersenyum puas dengan hasil akhir dari pertemuan itu, “kau Juliet, aku akan menemukanmu dan Alpha aku akan menangkapmu, ALPHA!” ucapnya sambil berjalan menuju lift Diana meremas kertas peninggalan si pencuri dan memasukannya ke dalam tempat sampah. Diana masuk ke lift, dia kembali memasukan silver card ke dalam lubang di bawah kode-kode di lift itu, dan kode itu kembali menjadi angka-angka penunjuk lantai biasa, dia memencet angka satu, lift meluncur ke atas, ke lantai satu perusahaan asuransi.

“Tapi tunggu, ada satu hal lagi yang mengganjal perasaanku” Diana membatin “apa tujuannya mengambil Juliet Diamond? Uang? terlalu simple, jika memang dia sama dengan yang lain, pencuri-pencuri mata duitan, dia tidak mungkin memperkenalkan diri dengan cara yang sangat ‘manis’ seperti itu, sungguh aneh” Diana kembali teringat secarik kertas yang tadi dibuangnya sebelum naik, sebuah goresan yang bagus tertera di dalamnya, sebuah goresan seperti ‘α’ lambang yang sering disebut dengan ‘ALPHA’. Jika tujuannya bukan uang, lalu apa ?

No comments:

Post a Comment